Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

janganlah engkau katakan ‘Seandainya...

Monday, November 30, 2009
Pagi ini aku membuka lembaran-lembaran halam salah satu bukuku, mataku tertuju ke salah satu halaman yang menuliskan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Abu Huraira ra. Meriwayatkan “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “ ….Teruslah memohon pertolongan Allah dan jangan berhenti ,Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian, tentu hasilnya akan begini dan begitu, sebaliknya katakanlah “demikianlah Allah menetapkan dan Dia berbuat menurut kehendakNya, kata seandainya itu membuka gerbang menuju (pikiran-pikiran) setan (HR Muslim)

Subhanallah !!, betapa banyak ucapan-ucapan yang di awali dengan “seandainya…” yang telah aku lontarkan selama ini, dan hamper semuanya membawa hatiku menuju ke gerbang (pikiran-pikiran setan). Iya semua itu tanpa sengaja maupun dengan sadar aku ucapkan, khilafku dan ketidaktahuankulah yang membuatku hanyut dalam kebodohan.

Aku jadi ingat, ketika aku gagal melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu waktu itu, ungkapan “seandainya” kerap terucapkan…

“Seandainya aku tidak ketiduran, tentu saya tidak akan ketinggalan pesawat tersebut”
“Seandainya aku tidak sakit waktu itu, tentu saya mempunyai kesempatan ikut test itu”

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf: 21)

Subhanallah !!, lagi-lagi di buku tersebut dituliskan firman Allah yang membuatku semakin sadar. Ketika aku gagal atau tidak tercapai keinginanku, sebaiknya hendaklah aku menyandarkan segala urusannya pada Allah karena hanya Dia-lah yang men-takdirkan segalanya. Dan aku harus melatih hatiku untuk tetap selalu menanamkan bahwa Allah mempunyai sifat Iradat (berkehendak) dan Allah itu Muridan yaitu Zat yang Maha Berkehendak.

Mengapa bisa membawa ke gerbang (pikiran-pikiran) setan?
Coba bayangkan lagi!, ketika kita ucapkan “seandainya…” ketika kita gagal mencapai sesuatu yang tidak kita inginkan. Muncul rasa was-was, sedih, timbul penyesalan, dan kegelisahan.Dan tidak menutup kemungkinan lupa akan Allah yang maha mengatur dan menetapkan

Tetapi ada juga kata-kata “seandainya” diperbolehkan, insyaAllah dengan matahati kita bisa melihat dan merasakan mana yang bisa kita ucapkan mana yang tidak perlu kita lakukan,

ucapan ‘seandainya’ digunakan hanya sekedar pemberitaan, memungkinkan untuk kita ucapkan
“Seandainya engkau kemarin menghadiri pengajian, tentu engkau akan banyak paham mengenai jual beli yang terlarang.” karena yang dianggan-angankan adalah hal yang baik-baik atau dalam hal mendapatkan ilmu nafi’ (yang bermanfaat)
“Seandainya aku punya banyak buku, tentu saya akan lebih paham masalah agama”
“Seandainya saya punya banyak harta seperti si fulan, tentu saya akan memanfaatkan harta tersebut untuk banyak berderma.”

Jadi mulai sekarang tidak perlu bersedih, dan tetaplah berdoa kepada Allah dikala kegagalan, keinginan atau ketidakenakan hati itu tidak menghampiri.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 216)
Seandainya kita memegang sekuntum bunga berduri, dikala itu juga tangan kita terluka kena duri yang tajam dari bunga yang kita pegang. ada dua pilihan yang bisa kita ucapkan
"seandainya saja aku tidak memegang bunga itu, mungkin...." atau
aku cepat bersyukur, lukaku tidak seberapa, dan berharap dibalik semua itu akan menghapus dosa-dosaku

Abu Huraira ra. Meriwayatkan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam "Tidak ada rasa lelah, rasa sakit, stress, cemas, sedih atau cedera yang dialami seorang muslim, bahkan tusukan duri sekalipun, melainkan allah akan menjadikannya sebagai penebus dosa-dosanya" (HR.Muslim).


wallahualam...

Dengarkanlah suara hatimu

Saturday, November 28, 2009
Karena ada kebutuhan untuk pembayaran di suatu bengkel, seorang pria itupun mulai bertanya-tanya “dimana ya ATM terdekat?” ; ada pak di dekat situ kata seorang teknisi bengkel itu dengan ramah. Pria itupun mengucapkan terima kasih kepadanya. Ternyata seorang kasir bengkel itu mendengar percakapan mereka, dan diapun menawarkan kepada pria tersebut, “pak, biar nanti teknisi kami yang antar bapak ke ATM”; "terima kasih bu" ucap pria itu dengan senyum bahagia. Namun dikala menunggu teknisi mengerjakan service mobilnya, suara hati pria mengatakan kepadanya ”kalau engkau diantar oleh teknisi bengkel ini, mungkin akan mengganggu kerjanya, bukankah akan merepotkan mereka dan bisa jadi itu tanpa sepengatahuan pemilik bengkel

Setelah berpikir panjang, akhirnya pria itu beranjak dari duduknya kemudian keluar dari bengkel dan berjalan menghampiri tukang ojeg yang ada didekat situ. Tanpa tawar menawar lagi, pria itu pun minta diantar ke ATM terdekat. Setelah keluar dari ATM pecahan Rp. 50.000, Estimasi pria itu, ongkos ojeg itu Rp 5.000 karena memang jaraknya hanya 200 meter, pria itu berpikir “Hmm apakah tukang ojeg itu mempunya kembalian ya?”, mengingat uang terkecil yang dimilikinya adalah pecahan Rp.50.000.
Sepertinya pria itu berpikir untuk membelanjakan uangnya dengan membeli makanan kecil di warung. Namun apa yang di rasakan, hati nuraninya memanggil “kenapa kau tak berikan saja ongkosnya Rp. 10.000, hitung-hitung memberikan sedekah kepadanya”. Tanpa berpikir panjang pria itu mengikuti hatinya, dia takut panggilan hati itu akan sirna segera. Pria itupun akhirnya menghampiri tukang ojeg itu, “pak, uang saya Rp 50.000, apakah bapak ada kembalian Rp 40.000” ; tidak ada pak jawabnya, hmm pikir pria itu, akhirnya dia putuskan untuk memecah uangnya untuk membeli sesuatu, dan kembali dia hampiri tukang ojeg dan memberikan Rp 10.000 kepadanya. Ucapan terima kasih terdengar dari tukang ojeg tersebut.
Kadang hati nurani memanggil jiwa untuk berbuat baik, namun kadangkala kita sering menggubrisnya, sehingga hati nurani itu sirna seketika. Lain waktu dia kembali datang, lagi-lagi dia dihiraukan. Begitulah kita memberlakukan hati kita. Semua orang mempunyai hati, namun tidak banyak yang bisa mendengarkan suara hatinya. Semua orang punya hati, tidak banyak yang bisa membersihkannya. Semoga kita menjadi manusia yang bersih hatinya ..amien

i am on my way home..

Thursday, November 12, 2009
Assalamualaykum ya akhi ya ukhti
Pagi yang cerah di hari mulia ini tidak salahnya kita kembali mengingat kematian. Terlihat seramkah?, tapi begitulah kenyataannya, kita semua pasti akan menghadapinya.
Kematian datang berulang-ulang, menjemput setiap orang, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan. Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Meski sedikit, tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian.
“Kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya surga, tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya! Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? Kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai, saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu (Allah) dengan perjalanan yang bagus”. (Hamid Al Qaishari)
Imam Ibnu Majah meriwayatkan : Dari Al Bara’, dia berkata: Kami bersama Rasulullah saw pada suatu jenazah, lalu Beliau duduk di tepi kubur, kemudian Beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu Beliau bersabda: “Wahai, saudara-saudaraku! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini,!” (HR Ibnu Majah, no. 4.190, dihasankan oleh Syaikh Al Albani).
(al manhaj.or.id)
Demikian sedikit tentang dzikrul maut, semoga bermanfaat. Persiapkanlah diri kita menghadapi kematian begitu juga aku masih perlu membenah diri untuk menyiapkan segala perbekalannya. Semoga kita semua bisa belajar dari sekitar, mengambil hikmah dari kejadian-kejadian yang kita dengar yang kita lihat.
I hear the wind , called my name ..the sound that leads me home again
i will always return...I know the road is long ..i'll find the way..Yes i am on my way home....

Mencoba meluangkan waktu tidak menunggu waktu luang tiba

Monday, November 9, 2009

Terasa waktu berlalu dengan cepat, kadang tanpa terasa adzan ashar telah berkumandang, padahal perasaan baru saja menyelesaikan sholat dzuhur berjamaah di awal waktu. Iya, waktu memang berjalan cepat baik kita sadari maupun tanpa kita sadari.  Sepertinya baru kemarin melihat panitia kurban menyembelih hewan kurban dan membagi-bagikannya, dan sepertinya baru beberapa bulan yang kita menyambut teman-teman kita kembali dari tanah suci. Tapi lihatlah, tak di sangka waktu berjalan cepat, terlihat tenda-tenda tempat penjualan hewan mulai bertumbuhan di pinggir-pinggir jalan. Barusan  teman-teman yang mendapat panggilan ke tanah suci sudah mulai pamitan untuk berangkat ke tanah suci. Hmm..waktu memang berjalan dengan cepat.


Aku coba melihat diriku..sampai saat ini belum banyak yang telah aku perbuat untuk membenahi diriku sendiri, keluarga, saudara, apalagi untuk agama ini..astaghfirullah. Mungkin aku termasuk orang-orang yang hanyut dalam kesibukan dunia. Mencoba membangkitkan semangat untuk memanfaatkan waktu untuk berbuat lebih baik kepada orang lain dan mempelajari agama ini serta mengamalkannya, sehingga apa yang dilakukan berdasarkan ilmu yang benar sesuai dengan perintahNya dan sunnah Rasulullah saw. 


Sepanjang hari belakangan aku mulai berpikir, waktuku sepertinya tak banyak, kalo aku menunggu luang kok sepertinya tidak kunjung tiba. Padahal waktu yang ada adalah milik kita sepenuhnya. Seperti petunjuk hikmah yang diberikanNya kepadaku dari ucapan Baltasar Gracián seorang penulis spanyol di era 1650an. Ucapannya aku coba kutipkan seperti ini 


“yang benar-benar kita miliki saat ini hanyalah waktu, bahkan orang yang tidak punya apa-apa pun memiliki waktu”


Kalau di baca dan diresapi, benar yang dikatakan Gracian. Waktu selalu ada untuk kita, masalahnya harus kita apakan waktu yang ada, harus kita manfaatkan untuk apa waktu kita. Dan sisi lain waktu terus berjalan tidak menghiraukan orang-orang yang mau atau tidak memanfaatkannya.


Akupun kembali bertekad untuk meluangkan waktu yang ada dan tidak menunggu waktuku luang. Walau kenyataannya? Waktu yang aku sisihkan sedikit itupun sering terlalaikan dengan begitu saja. Masih kalah penting dengan urusan lain yang lagi-lagi untuk mengurusi kepentingan dunia ini… astaghfirullah kembali terucap dalam hati memohon ampun. “Aku harus lebih membulatkan tekadku” pikirku lagi


Alhamdulilah..temuan tulisan di buku bacaan sedikit memberikan pencerahan, yaitu tulisan iman al Hasan-al Basri seorang ulama yang wafat 101H. Beliau mengatakan :


Di awal setiap hari, berkumandanglah seruan “ Wahai anak adam aku ini ciptaan baru dan saksi bagi perbuatanmu maka manfaatkanlah aku dengan baik karena bila aku melintas, aku tidak akan kembali sampai hari kebangkitan. tAku adalah waktu yang kau miliki.


Subhanallah..kesalahan telah terjadi dalam hidupku. Aku belum bisa memanfaatkan waktu yang ada. Lihatlah dan cermatilah!, kenapa teman-teman kita masih mempunyai waktu untuk belajar bahasa arab, menyempatkan diri untuk belajar baca Al Quran, menghapal surat-surat Al Quran, menyempatkan diri untuk ikut pengajian di berbagai tempat dan semua mereka lakukan dengan konsisten. Begitu juga yang di kanto, mereka bisa menyelesaikan tugas kantornya dengan cepat, bisa menyelesaikan pendidikan non formal sebagai pelengkap dengan menyisihkan waktu kerjanya dengan baik. Sedangkan aku? aku masih belum optimal memanfaatkan waktuku...lihat saja pelajaran bahasa arabku yang sudah 9 kali pertemuan, 4 pertemuan di antaranya terlewatkan olehku. Berapa masa hidupku untuk bisa berbuat baik kepada orang lain? Hmm akupun tidak bisa menjawab. Bagaimana aku bisa menciptakan “atsar”-kenangan mulia setelah aku mati nanti. Padahal umurku mungkin tak panjang. 


Ya Allah kuatkanlah tekadku, aku belum bisa istiqomah dijalanMu. Berikanlah kemudahan kepada hambaMu dan jangan Kau sempitkan hidupku. Semoga aku tidak termasuk orang yang melewatkan karuniaMu seperti yang pernah disampaikan Rasulullulah saw 


“Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa nabi Muhammad saw berkata “ada dua karunia yang dilewatkan banyak orang, yaitu kesehatan dan waktu bebas untuk berbuat kebaikan” (HR Al Bukhari)

Bersyukurlah masih ada yang menasihatiku

Sunday, November 1, 2009
Kuakui beberapa hari ini aku kesulitan untuk menuangkan ide dan hikmah yang kudapatkan, baik karena waktu yang tidak pernah ada maupun kemampuan untuk mencari kata-kata. Hari ini, sepertinya Allah kembali memberikan sedikit pemahaman kepadaku dan kemampuan untuk kembali bisa menulis.

Dalam perjalanan ke toko buku yang telah aku dan keluarga jadwalkan 1 (satu) minggu lalu, aku menggunakan jalan tol dalam kota Jakarta untuk mempersingkat waktu. Terlihat jalanan sepi dari kendaraan karena kebetulan memang hari ini adalah hari Ahad (minggu). Kecepatan kendaraan di jalan tol saat itu cukup tinggi, saling mendahului satu sama lain, walau ada beberapa kendaraan yang tetap berjalan santai di jalurnya. Kendaraanku termasuk yang lupa diri dengan keselamatan, memacu kendaaraan dengan cepat. Untunglah aku sempat tersadar ketika tiba di tempat dimana aku pernah mengalami tabrakan beruntun di sana, akupun mengurangi laju kendaraanku.

Dalam catatan kecelakaan jalan tol, jumlah kecelakaan memang cukup tinggi. Tapi lihatlah, ketika ada kesempatan para pengemudi itu (termasuk aku tentunya he..he.he) mengabaikan batas kecepatan kendaraannya. Padahal rambu-rambu cukup banyak di pasang di pinggir jalan tol. Kurangi kecepatan!!, kecepatan maximum 80km/jam!!, jangan gunakan bahu jalan!!, banyak lagi rambu-rambu jalan yang selalu diabaikan.

Iya benar, kita selalu melupakan dan mengabaikan rambu-rambu itu, namun Allah masih sayang sama kita. Walau kita malas melihat rambu-rambu itu, walau kita malas membacanya, masih ada orang lain yang selalu mengingatkan kita atau sesuatu yang mengingatkan.

Dalam kehidupan ini mungkin mirip seperti apa yang telah terjadi di jalan tol itu. Allah telah memberikan rambu atau peraturan untuk menjalankan kehidupan ini dengan Al Quran dan Hadits Rasulullah saw. Tapi, lihatlah tidak sedikit orang yang mengabaikannya. Tapi Allah dengan sifatnya masih menyayangi kita. Dia memberikan jaminan kebaikan kepada manusia-manusia yang beriman untuk memberikan peringatan kepada yang lain.

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS 103 Al Ashr 2-3)”

Artinya, sekarang jadilah bagian dari orang-orang yang diberikan kebaikanNya dengan memberikan peringatan kepada orang lain karena masih banyak saudara kita yang telah melupakan rambu-rambu Allah. Termasuk kita sendiri, bedanya kita mempunyai kekuasaan untuk merubah diri kita sendiri dan tentu ada kemauan besar untuk memperbaikinya.

Jika ada seorang polisi yang memberhentikan kendaraan kita, kemudian memberikan peringatan kepada kita bahwa kita telah melanggar rambu-rambu lalu lintas. …maka bersyukurlah masih ada yang ingin mau bersusah payah mengingatkan/menasehati, mungkin sebenarnya Allah telah mengirimkannya untuk kita?, karena Allah menyayangi kita dan tidak ingin kita “menyetir kendaraan” yang akan membahayakan diri kita sendiri bahkan orang lain...insyaAllah kita bisa merenungkannya.


sampaikanlah nasehat karena kasih sayang

Saturday, October 31, 2009
Walau diri sendiri belum sempurna dalam memperbaiki diri, namun keinginan untuk mengingatkan kepada yang lain untuk segera mengingat perintah Allah dan ajaran Nabi Muhammad saw selalu ada. Bukan karena sok tahu dan bukan juga lebih pintar. Tetapi karena kasih sayang yang tidak ingin saudaranya tersesat dan lambat laun melupakan tujuan kita diciptakan, iya sekedar mengingatkan selebihnya Allah-lah yang akan memberikan petunjuknya. Karena memang diri ini juga belum sempurna dihadapanNya.

“….Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. .."(QS 74. Al Muddatstsir : 31)

Ketika hikmah tercurah di dalam hati, ketika makna menyentuh jiwa, tatkala kesadaran datang menegur diri di saat itulah diri ini ingin segera berbagi. Tak jarang susunan kata membentuk kalimat bermakna dan peringatan yang kutuliskan dalam "sms" (pesan pendek) dan selanjutnya kukirimkan kepada sanak saudara dan kerabat. Hanya berharap semua orang bisa merasakan pelajaran yang kudapatkan, dan bisa mendapatkan hikmah serta mendapatkan ketentraman yang sama

Namun kebanyakan peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat itu berlalu seperti angin. Tak sedikit berita terdengarkan bahwa perbuatan-perbuatan maksiat, lupa kepada Allah, meninggalkan kewajiban masih mengisi kesehariannya. Walau tak sedikit ada juga telah memberikan kesadaran setelah membaca pesan singkat tersebut..tapi wallahualam.. hanya Allah yang tahu.

Mencoba mencuplik perkataan nabi Nuh kepada umatnya yang zalim yang dituangkan dalam Al Quran .

Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS 11 Huud:34)


Setelah itu diri ini mencoba merenungi apa yang telah dilakukan selama ini, mencoba mengevaluasi diri sendiri. Ketika mengikuti pengajian, mendengarkan ceramah, membaca buku di saat itulah kesadaran muncul secara spontan, semangat (ghiroh) memperbaiki diri meningkat. Mungkin kondisi dimana jiwa sedang berserah diri, ikhlas melepaskan waktu untuk dunia membuat diri ini bisa menerima nasehat-nasehat itu dan membangkitkan semangat untuk melakukannya. Namun coba lihat setelah waktu berjalan dan berlalu tatkala kembali ke urusan duni, hati kembali mengeras dan lupa.

Mungkin kondisi-kondisi di atas dialami setiap orang. Ada kadangkala orang melakukan kelalaian ntah karena memang sudah menjadi tabiatnya, tetapi pada saat yang sama nasehat-nasehat itu masih mempengaruhinya untuk berbuat baik. Ada kalimat bijak yang mengatakan orang-orang seperti itu laksana cabang-cabang pohon yang ditiup angin, namun bagi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan nasehat-nasehat agama yang diberikan kepadanya dan dia hanya mendengar orang itu laksana batu-batu yang diam.

Namun setelah membaca surat QS 11 Huud ayat 34 jangan berputus asa, tetaplah perbaiki diri kita dan tetaplah semangat memberikan peringatan dan nasehat kepada orang lain karena kasih sayang kita dan berharap nasehat itu juga sebagai pengingat bagi diri kita khususnya. Dan paling tidak perbaiki tingkah laku kita, akhlak kita semoga menjadi asbab hidayah bagi orang lain…insyaAllah.

gejala lemahnya keimanan

Tuesday, October 20, 2009
Iman yang lemah adalah penyakit hati. Dan seperti semua penyakit, lemahnya iman juga memiliki gejala / tanda-tanda. Tanda-tanda itu lebih jelas, dan mungkin kita bisa menilai keimanan kita dari beberapa tanda di bawah ini, dimana ada sekitar 20 tanda-tanda lemahnya keimanan :

1.Melakukan dosa dan tidak merasa bersalah.
2.Memiliki hati yang keras dan tidak ada keinginan untuk membaca Al Quran.
3.Merasa terlalu malas untuk melakukan perbuatan baik, e.g. terlambat untuk salat
4.Mengabaikan Sunnah Rasulullah
5.Menjadi marah tentang hal-hal kecil dan terganggu dan jengkel sebagian besar waktu.
6.Tidak merasa apa-apa ketika mendengar ayat-ayat dari Quran, misalnya ketika Allah memperingatkan kita dari hukuman dan janji-Nya kabar gembira.
7.Menemukan kesulitan dalam mengingat Allah dan malas mengucapkan dzikir.
8.Tidak merasa buruk ketika segala sesuatu dilakukan melanggar terhadap Syari'ah.
9.Menginginkan status dan kekayaan.
10.Jahat dan pelit, yaitu tidak ingin berpisah dengan kekayaan.
11.Memerintahkan orang lain untuk melakukan perbuatan baik namun tidak berlatih untuk diri sendiri.
12.Merasa senang ketika ada yang tidak mengalami kemajuan bagi orang lain.
13.Menjadi Risau (tidak yakin) dengan apakah sesuatu itu haram atau halal, dan tidak menghindari hal yang makruh (tidak disarankan), dan juga tidak menghindari hal yang subhat.
14.Mengolok-olok orang-orang yang melakukan perbuatan baik yang sederhana, seperti membersihkan masjid.
15.Tidak merasa prihatin tentang situasi umat Islam.
16.Tidak merasa tanggung jawab untuk melakukan sesuatu untuk mensyiarkan agama Islam.
17.Suka berdebat hanya demi berdebat tanpa bukti.
18.Tidak mampu menangani kesusahan dan kesedihan, misalnya menangis dan berteriak-teriak di pemakaman.
19.Menjadi asyik dan sangat terlibat dengan dunia, hal-hal duniawi, merasa buruk ketika kehilangan sesuatu dalam hal kekayaan materi.
20.Menjadi asyik dan obsesif tentang diri kita sendiri.

Mudah-mudahan kita dapat meningkatkan keimanan kita setelah mengenal gejala-gejala lemahnya IMAN

Semoga waktuku bersamanya menjadi warisan yang terbaik

Friday, October 9, 2009
Malam ini adalah malam ketiga aku tidur berdua bersama putra pertamaku di sebuah kamar perawatan rumah sakit. Mamanya hanya bisa ikut menemaninya di malam kedua, karena mamanya perlu menemani adiknya yang paling kecil di rumah. Iya, putra pertamaku sedang menjalankan perawatan di salah satu rumah sakit, dan Alhamdulillah kondisinya saat ini sudah membaik.

Banyak hal yang kami bicarakan selama berdua, kadang pembicaraan serius kadangkala bercanda dan tak jarang pembicaraan serius di interupsi dengan kalimat konyol dan tak serius yang keluar tiba-tiba dari mulutnya, he he biasalah anak-anak.

Selama kebersamaan dengannya pasti selalu kusisipkan kalimat-kalimat yang harapannya memberikan keyakinan kepadanya bahwa sakit yang dia hadapi adalah cobaan dari yang maha kuasa Allah swt. Bukan karena Allah jahat kepada ciptaannya, tapi sebaliknya karena Allah sayang kepada ciptaanNya. Allah ingin mengingatkan kamu untuk selalu mengingat Allah dikala sehat, dikala sakit, dikala lapang, dikala sulit dan selalu bersabar menghadapinya. Dan ingat, Allah dengan mudah memberikan ujian kepada makhluknya.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” QS 2. Al Baqarah : 155.

Ya begitulah, setiap saat kesempatan aku selalu mengingatkan hal-hal tersebut kepadanya, semoga di saat seperti ini dia bisa memahami dengan baik arti sebuah cobaan yang diberikan kepadanya, aku tidak mau dia berburuk sangka kepadaNya.

Waktu Isya telah tiba..aku tidak beranjak ke Mushola ataupun Mesjid, karena beribu alasan memang sebagai sifat buruk manusia, iya, aku tidak memungkinkan meninggalkan anakku karena dia memang tidak berani ditinggal sendirian di kamar.

Disaat akan memulai sholat, sekonyong-konyong..dari tempat tidurnya, anakku berucap “Pa, aku gimana nih..aku ngga sholat?”. Subhanallah dan astaghfirullah bercampur terucap dalam hati, iya aku melupakan sesuatu. Entah karena naluri orang tua yang kasihan kepada anaknya yang sedang sakit, sehingga aku tidak berharap dia menjalankan dulu kewajibannya untuk menyembah sang Khalik. Hmm, merasa bersalah muncul karena di sisi lain aku selalu mengingatkan kepadaNya untuk selalu mengingat Allah dalam kondisi apapun namun di sisi lain aku tidak memberikan contoh yang baik. Mungkin hal-hal seperti ini sering terjadi selama ini.

Kadangkala anak-anak dan istri kita membuat kita lalai untuk mengajak mereka menjalankan segala perintahNya. Entah karena alasan kasihan, belum waktunya, dan banyak lagi alasan-alasan lainnya. Kadangkal ada satu waktu sebagai orang tua menyampaikan perintah-perintahNya dan ajaran Rasulullah saw, tapi di saat yang berbeda memberikan toleransi, keringanan kepada anak-anaknya untuk sementara mengabaikan dengan alih-alih kasihan dan sejenisnya, dan aku termasuk orangnya, mungkin ada banyak solusi yang bisa aku ambil sehingga memungkinkan aku untuk melakukan sholat wajib itu di Mushola terdekat.

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” QS 63. Al Munaafiquun ayat 9

Dan aku yakin peringatan dari Allah kepadaku telah keluar dari mulut anakku yang terkapar di tempat tidurnya. Akhirnya kami melakukan sholat berjamaah, walau dia tetap melakukannya sambil berbaring di tempat tidurnya. Terdengar suara “amiiin” dari mulut kecilnya dikala aku usai membaca surat Al Fatihah. Subhanallah..aku merasakan moment--moment yang kembali menggugah hatiku. Aku belajar dari anakku dan aku mencoba untuk menyampaikan sedikit demi sedikit ilmu kepadanya tentang tujuannya makhluk diciptakan..
Ya Allah berikanlah kekuatan kepada diri kami sebagai orang tua untuk membimbing anak-anak kami yang telah kau titipkan kepada kami. Berikanlah kelapangan kepada kami untuk membimbing mereka.

Semoga waktu-waktuku bersama anak-anakku menjadi warisan yang terbaik yang dapat aku berikan kepadanya

Mungkin kita masih ragu

Wednesday, September 30, 2009
Bencana di negeri ini terus melanda silih berganti. Kerisauan di hati muncul, mengingatkan diri sendiripun tak luput sembari mengingatkan sanak saudara untuk mencoba mengambil hikmahnya, berdoa dan banyak beristighfar. Tak dipungkiri hati ini dan kemungkinan kebanyakan orang akan tersadarkan ketika bencana itu ditunjukkan nyata. Namun dikala bencana itu tak dialami langsung dan telah berlalu, perbuatan dosa (maksiat)-pun kembali dilakukan, mengingatNya pun seadanya, ketaatanpun kadang tertinggalkan.

Mungkin kita masih ragu dengan musibah-musibah yang diberikan olehNya sebagai ujian dan azabNya..kalimat inilah yang mungkin perlu kita pertanyakan. Bencana tersebut kalo di analisa dengan ilmu pengetahuan mungkin bisa masuk akal dan bisa di nalar, bahwa kita sudah harus siap menerima itu semua sewaktu-waktu, resiko kita berada di atas lempengan bumi.

Ada pernyataan yang sempat memicu aku menuliskan tulisan ini. Muncul ketika kusampaikan berita bahwa di Sumatera Barat terjadi gempa lagi dengan kekuatan yang cukup membuat kepanikan dan kehancuran. jawabnya "ada dosa apa dengan orang-orang padang ya? " hmm..aku berujar mungkin kita jangan berpikiran sempit begitu. Mungkin kita coba sedikit ambil hikmahnya bahwa bencana yang ada adalah ujian dan adzab dariNya terhadap penghuni bumi ini. Apakah ketika kita sakit gigi, artinya Allah hanya memberikan ujian kepada gigi itu, tidakkan?..Allah sedang memberi ujian kepada seluruh tubuh pemilik gigi yang sakit itu.

dalam Al Quran kita sempat diingatkan QS 6 Al An'aam: 64 Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya."

Semoga kita tidak terlena dengan selamatnya kita hari ini dari bencana-bencana itu, dan jangan terlalu yakin bencana-bencana di daerah lain hanyalah hukuman bagi yang mengalaminya. Sehingga kita kembali ke dalam kehidupan dunia yang kembali melupakan kebesaranNya.

Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"." QS 6 Al An'aam: 63

Ayo saudaraku, ilmu agamaku tak ada apa-apanya, tapi jika aku menunggu aku mempunyai ilmu yang tinggi baru kemudian aku mengingatkan, mungkin aku takut itu akan terlambat. Umur umat Nabi Muhammad saw telah ditetapkan tidak panjang..tapi kewajiban untuk saling mengingatkan telah dibebankan kepundak umat islam. walau takut yang diingatkan akan pecah hati, tapi tertutupi dengan kasih sayang kucoba selalu beranikan diri untuk selalu mengingatkan..walau diri juga masih perlu diperbaiki.

www.sikathati.com

Teliti Aibmu Sendiri

Tuesday, September 29, 2009
Hasan Al Bashri berkata;

"Engkau tidak akan memperoleh hakikat iman selama engkau mencela seseorang dengan sebuah aib yang ada pada dirimu sendiri. Perbaikilah aibmu, baru kemudian engkau perbaiki orang lain.
Setiap kau perbaiki satu aibmu, maka akan tampak aib lain yang harus kau perbaiki. Akhirnya kau sibuk memperbaiki dirimu sendiri. Dan sesungguhnya, hamba yang paling dicintai Allah adalah dia yang sibuk memperbaiki dirinya sendiri."

Sepanjang sejarah kehidupan manusia, tidak ada hari seperti hari kiamat dimana aib terbuka dan mata menangis.

menciptakan rasa syukur kepadaNya

Wednesday, September 23, 2009
Kenyataan yang kita hadapi memang seringkali tidak sesuai dengan harapan. Banyak impian yang belum terwujudkan sesuai dengan keinginan. Tekanan dan tantangan hidup kian memancing kita untuk lebih sering mengeluh daripada bersyukur.



Kalupun kita bisa bersyukur, itu juga karena setelah ditunjukkan hikmahnya oleh Allah. Entah itu diberikan kesembuhan setelah sakit, diberikan keselamatan dikala terjadi musibah, terasa kenyang ketika masih mendapatkan makanan, mampu membeli sesuatu yang dimpikan, mendapat rejeki yang tak terduga, dan sebagainya. Mungkin semua tidak salah ketika setelah kita merasakan nikmatnya baru kita bersyukur. Namun aku sempat berfikir dalam hati, sebegitu egoisnyakah aku. Seharusnya aku bisa lebih baik lagi mengenai sifat-sifatNya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah melimpahkan begitu banyak karunianya kepada kita, sehingga ketika kita ingin menghitungnya niscaya kita tidak mampu untuk menghitungnya. Maka aku merasa takut kalau kalau rasa syukur itu hanya kusampaikan ketika menerima rahmatNya. Aku takut banyak nikmat yang terlupakan olehku.

"Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS:14 ayat 8)

Mencoba membimbing mata hati untuk mencoba lebih peka untuk menggali, mencari, merasakan nikmat-nikmatNya yang telah kulupkan untuk bersyukur tanpa perlu Dia menunjukkan kepadaKu, tanpa dia mengingatkanku. Iya memang tak terhitung nikmatnya seperti kiasan pohon sebagai pena dan air lautan sebagai tintanya tak sanggup untuk menuliskannya.

Ternyata nikmat-nikmat itu banyak kita temukan jika kita ingin. Tak hanya kesehatan, tak hanya rejeki yang kadang selalu kita konotasikan dengan uang (terlalu hina jika kita seperti itu). Nikmat penciptaan, nikmat diberikan kebutuhan selama hidup mungkin ini hal yang utama. Selama perjalanan mencoba merasakan sekeliling merasakan karuniaNya..alhamdulillah ..subhanallah..

Mari kita sibukkan sejenak otak kita untuk memikirkan begitu banyak kenikmatan yang telah kita terima, dan mengagumi begitu indah anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang selama ini kita nikmati. Ungkapkan rasa syukur atas semua kenikmatan yang Anda rasakan melalui doa dan kata-kata yang baik.

Semoga saya dan kita semua semakin pandai mensyukuri nikmat karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala , sehingga kita akan semakin mudah menciptakan perubahan luar biasa, misalnya; hidup lebih tenang, perasaan lebih peka, penampilan lebih segar, dan menyenangkan, serta hidup lebih sukses dan bahagia dan hendaknya kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan menggunakan nikmat-nikmatnya di jalan yang Allah ridhoi


pendengaran dan penglihatan

Sunday, September 20, 2009
Siang ini membaca sebuah ayat dalam Al Quran dan mencoba kembali menuliskan apa yang bisa dituliskan.

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga) | Al Anam QS:6 ayat 46



Mata dan telinga serta hati seseorang dalam ayat tersebut menjadi inti utama dan begitu juga hati. Kalau diperhatikan memang dari dua media ini yang membuat seseorang memandang sesuatu, menilai sesuatu. Dengan kata lain dapat disimpulkan suara dan penglihatan dari luar di teruskan oleh telinga dan matanya ke dalam hati. Kemudian hati yang mencoba untuk merenungi apa yang di dengar dan dilihat untuk mengambil pelajaran. Inilah salah satu anugrah HIKMAH yang diberikan oleh Allah untuk bisa mempelajari sesuatu yang baik dan untuk selanjutnya mencari kebenaran-kebenaran dan akhirnya mendapat HIDAYAH untuk dituntun kepada Sang Khaliq Allah swt.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, …. QS:10 Yunus Ayat 9

Namun apabila kegunaan telinga dan mata itu belum bekerja seperti yang diharapkan maka belum tercapailah maksud penciptaannya. Apabila mata dan telinga ini tidak lagi mampu memberikan yang baik kepada hati, lambat laun hati tidak lagi bisa membimbing manusia untuk memahami apa yang didengar dan dilihatnya. Orang tidak akan merasakan lagi bahwa dirinya sedang ditimpa cobaan, orang tidak lagi merasa bersalah ketika menyakitkan orang, orang tidak lagi merasa bersalah kala meninggalkan kewajiban beribadah, orang akan lupa bahwa dirinya dibayang-bayangi malaikat maut, Nasehat dari saudaranya pun tak mengena di hatinya, tidak pernah mengambil pelajaran dari orang sekitarnya

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur (QS:23 Al Mu'minun Ayat 78)

Semoga Allah yang maha Pengampun dan Bijaksana tidak menutup pendengaran, penglihatan dan matahati kita:

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka], dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS:2 Al Baqarah Ayat 7)
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS:6 Al An'aam Ayat 110)


ber-Tobat-lah

Thursday, August 20, 2009
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a. “……seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di bawah gunung yang ia khawatirkan akan menimpanya, sementara seorang fajir (jahat) melihat dosanya seperti melihat seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya lalu menepisnya dengan tangannya….Nabi saw pernah bersabda “Kebahagiaan Allah terhadap tobat hambaNya lebih besar daripada kebahagian seorang lelaki yang menemukan tunggangannya yang hilang padahal dia berada di tempat yang berbahaya…”


Responsif dengan suara adzan

Sunday, August 2, 2009

Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari yang merupakan media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap Maha yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan.
Namun, bagi kita kaum muslimin, adakah adzan ini merupakan sesuatu yang menyentuh kita, adakah kita merasakan bahwa adzan ini bukanlah hanya panggilan mu’adzin untuk bersegera melakukan sholat namun bahkan ini adalah panggilan syahdu Allah SWT pada hambaNya melalui suara muadzin. Seberapa jauhkah respons kita pada panggilan tersebut?

Mulai dari keutamaan muadzin (yang mengumandangkan adzan) hingga memenuhi panggilannya dengan sholat berjamaah pernah di ungkapkan Rasulullah saw: "Sekiranya manusia mengetahui keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian kemudian tidak mendapati kecuali harus melakukan undian untuk mendapatkannya niscaya mereka melakukan undian, dan sekiranya mereka mengetahui keutamaan bersegera melaksanakan shalat niscaya mereka berlomba kepadanya, dan sekiranya mereka mengetahui keutamaan shalat Isya' dan Shubuh niscaya mereka datang kepadanya sekalipun dengan merangkak". Dalam kesempatan lainnya Rasullullah saw juga mengungkapkan rasa gembira sekali jika adzan akan dikumandangkan oleh Bilal bin Raba' dan beliau juga meminta kepada Bilal untuk mengumandangkannya semerdu mungkin. Mendengar keistimewaan muadzin ini dijaman Rasulullah ada seorang lelaki berkata kepada Rasullullah saw bahwa dia ingin juga mendapatkan seperti muadzin itu, dan kemudian Rasullullah saw bersabda: "Ucapkanlah sebagaimana yang mereka ucapkan, dan kemudian apabila kamu telah mengucapkannya maka mintalah (kepada Allah swt) niscaya kamu diberi". (HR. Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban), Menurut Syaikh Nashiruddin Al-Albani hadish ini hasan.

Tapi kalau kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari sa'at ini, kadang kita telah sengaja atau tidak sengaja mengacuhkan panggilan Allah ini (adzan). Jangan kan menjawabnya untuk mendengar-kannya kita merasa tidak punya waktu dan bahkan dengan tidak sengaja atau disengaja justru kita berbicara, menonton teve, mendengar radio, tape dsb. selama adzan dikumandangkan dan yang lebih ekstrim lagi kita justru membesarkan volumenya seolah-olah kita terganggu dengan seruan adzan tersebut. .... Astaghfirullah al-adzim......

Marilah mulai sa'at ini kita jadikan adzan itu sebagai nada musikal yang paling merdu dan yang sangat kita tunggu-tunggu di setiap waktu shalat dan bersungguh-sungguh untuk menjawabnya dan berdoa sesudahnya. Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa ketika mendengarkan adzan dan berdoa: "Ya Allah, seruan yang sempurna ini dan shalat yang berlangsung, berikanlah wasilah (kedudukan) dan keutamaan kepada Muhammad, dan bangkitkanlah ia pada maqam yang terpuji yang pernah Engkau janjikan", maka ia berhak mendapat safa'atku pada hari kiamat" (H.R. Bukhari, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi). Dan dalam hadist lainpun Rasullullah saw bersabda: "Do'a antara adzan dan iqamat tidak ditolak". (HR Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban). Sedangkan Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa dengan tambahan kata: "Maka berdo'alah". Akankah kita abaikan kesempatan ini???

Berbahagialah orang yang rumahnya dekat dengan masjid yang senantiasa mendengar alunan nada merdu dan sholat berjamaah dimasjid. Dan bagi kita yang jauh dari mesjid dan juga karena jarangnya masjid dan sudah barang tentu jarang sekali mendengar adzan, tetapi jika hati kita selalu di masjid dan Insya Allah hati kita pun akan dengan sendirinya menyenandungkan adzan-adzan tersebut, dan akan juga selalu mencari dari sumber adzan dikumandangkan dan shalat berjamaah disana...

Wallahu’alam

Komunitas Pencinta Mesjid



Biarlah tangan tetep menengadah

Wednesday, July 8, 2009

Masalah besar, masalah kecil pernah aku hadapi. Beberapa masalah bisa aku lewati, sebagian masalah masih aku hadapi dengan tetap berbaik sangka atas rencana Allah kepadaku. Berbagai keinginan dan cita-citapun aku niatkan dalam hati dan berharap Allah meridhoi. Mengharapkan dihapusnya dosa-dosa yang bergelimang sejak aku baligh sampai saat ini selalu aku impikan. Terbayang banyak sekali tuntutan dan harapan dan sebagainya dalam kehidupan yang aku lewati. Aku selalu memburu ridho, petunjuk dan karunia Allah untuk memecahkan permasalahanku.

Hati merenung, permasalahan sengaja disebar, cobaan sengaja ditebar agar kita kembali kepada Allah swt. Harapan sengaja ditangguhkan agar kita banyak mengengadahkan tangan kepada Allah swt. Ampunan sengaja dirahasiakan agar tangan selalu bergantung ke langit . Menengadahkan tangan ke langit bukan suatu kehinaan tetapi kemuliaan, terlebih lagi bisa disertai dengan pejaman dan tetesan air mata.

Temukanlah Hatimu !

Abu Hamid al Ghazali mengatakan "Temukanlah hatimu di tiga tempat. Pertama, saat membaca Al Quran, kedua saat shalat dan ketiga saat ingat akan kematian!. Kalau ternyata di tiga tempat itu kita tidak menemukan hati kita, maka berdoalah kepada Allah swt. Agar engkau dianugrahi hati, sebab itu berarti kita tidak memiliki hati"

Jika kita menemukan hati kita berada di tiga tempat tadi, insyaAllah kita akan mendapatkan diri kita berada di puncak kebahagian. Sebaliknya, bila tidak ditemukan, berarti kita tidak memiliki hati. Sekalipun demikian, janganlah putus asa mencari hati itu. Dan itu dapat dilakukan dengan cara terus-menerus bersimpuh di pintu Allah swt.

tahukah kita | sholat sunnah yang paling dijaga oleh Rosulullah

Wednesday, July 1, 2009

Yang paling utama dari sholat-sholat sunnah rowatib ini adalah sholat sunnah sebelum fajar. Hal ini berdasarkan riwayat dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata,

tidak ada sholat sunnah yang paling dijaga oleh Rosulullah selain dua rokaat fajar

Rosulullah juga bersabda :
Dua rokaat sholat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya

Adapun dalam pelaksanaannya Rosulullah mensunnahkan untuk memendekkan sholat sunnah fajar. Berdasarkan riwayat Shohih Bukhori dan Muslim Aisyah r.a. berkata :

Rosulullah selalu memendekkan sholat dua rokaat sebelum sholat subuh.

Dan perlu kita tahu, pada rakaat pertama setelah membaca Al Fatihah Rosulullah sering melanjutkannya dengan membaca surat Al Kafirun dan pada rakaat kedua dengan Al Ikhlash.

yakinlah kepada Allah

Sunday, June 28, 2009



Assalamualaykum ya akhi ya ukhti


Berbagai kebutuhan sepertinya saat ini memang banyak dalam daftar yang dituliskan. Ntah itu untuk pendaftaran ulang anak-anak, biaya pendaftaran dan bulanan kursus anak-anak, dan biaya-biaya lainnya. Mungkin jika aku tidak menyikapinya dengan baik, mungkin kegelisahan dan kerisauan merasuki ke dalam hati dan pikiran. Alhamdulillah kegelisahan hanya mampir sebentar, selebihnya aku bersyukur kepada yang diberikan Allah kepadaku. Masih banyak banget kehidupan orang lain yang jauh banget dibawahku saat ini.

teringat tulisan yang pernah aku baca, bahwa seringkali kita beranggapan bahwa rejeki itu adalah hasil kerja keras dan usaha kita sendiri. Padahal sebagai ciptaan Allah, tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa. Hasil akhirnya mutlak Allah yang menentukan. Ada puluhan surat yang sama menyinggung mengenai ketetapan Allah mengenai rejeki. Salah satunya adalah QS 20 Thaahaa ayat 132

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

dan QS 34 Saba ayat 39 :

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.

InsyaAllah dengan berpedoman dengan surat itu, diharapkan setiap manusia tidak akan cepat putus asa dalam mengais rejekinya. Sarana untuk mendapatkan rejeki itu tentu bermacam-macam, sesuai dengan kemampuan setiap orang. Semoga ketabahan, kejujuran dan prasangka baik kepada Allah mendapat balasan dari Allah bahkan di luar perkiraan. Semoga aku dan kita semua berpegang teguh pada aturanNya, tidak perlu ada kekhawatiran, walau berbagai ujian datang menerpa. Tetaplah tersenyum melihat skenario yang telah diatur olehNya.

Syukur yang terlupa

Sunday, June 21, 2009
Dinihari tadi perutku kembung, aku coba untuk bangun dan aku coba untuk minum coklat hangat dan kebetulan ada sepotong roti coklat ada di meja makan yang memang aku siapkan untuk pagi ini. Segelas coklat dan sepotong roti sudah aku habiskan namun kembungku masih terasa, teringat untuk membaca doa memohon kesembuhan yang pernah aku ajarkan kepada istriku waktu itu. setelah itu aku bersiap-siap mandi dan sholat shubuh. Sehabis shubuh sakitku hilang, alhamdulillah ucapku dalam hati, bersyukur kepada Allah atas diangkatnya sakitku.

Sepanjang perjalanan pulang dari sholat shubuh aku berfikir, telah banyak sekali sakit-sakit ringan yang aku alami ntah itu flu, kembung, batuk, pusing, dan lain sebagainya dan telah disembuhkan namun aku lupa untuk bersyukur mengingat Allah yang telah Maha mengabulkan dan Maha Penyembuh.

Hmm pikirku, selama aku ingat untuk berdoa dan memohon selalu dan hanya kepadaNya, insyaAllah dan berharap aku akan bisa bersyukur kepadaNya..selain itu aku berharap aku peka terhadap nikmat-nikmat dan ujian yang kadang terlupakan ntah itu udara yang aku hirup, pendengaran yang baik, mata yang bisa melihat, keimanan yang terjaga, hati yang sedang di bolak balikkan, dan banyak lagi...insyaAllah.

percikan Rahmat Illahi

Monday, June 15, 2009
assalamualaykum ya akhi ya ukhti

Nabi Muhammad pernah bersabda :

“Allah yang Maha Kepujian menjadikan sifat Rahmat seratus bagian. Maka dipeganglah di sisi-Nya 99 bagian dan diturunkan-Nya satu bagian ke bumi. Maka dengan yang satu bagian inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sehingga seekor hewan mengangkat kakiknya karena takut anaknya terinjak olehnya”

Untuk apa Allah memercikkan sebagian kecil sifat-Nya kepada diri manusia? Boleh jadi agar manusia mudah merasakan hal-hal yang di ridhoi-Nya dan apa yang tidak disukai-Nya. Sehingga manusia yang mau menggunakan akal dan hati yang dimilikinya dapat menemukan dan merasakan kebenaran hakiki yang akan menuntunnya ke surga..itulah suara hati. Seorang penjahatpun mampu menemukan kebenaran, yaitu kebenaran dari sudut pandang Ilahiyyah. Tetapi tentu saja jika ia mau menggunakan akal dan suara hatinya. Namun kadangkala belenggu di dalam hati sudah begitu banyaknya sehingga hati itu keras, dan suara hati itu diabaikan. Oleh karena itu sangat sering kita mendengar nasihat dari orang-orang tetapi selama kita enggan menggunakan akal dan kalbu kita untuk memahaminya, maka semua nasihat itu tidaklah ada artinya.

Surat Al A’raaf QS 7 ayat 179 mungkin bisa menjadi renungan buat aku dan kita semua 

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”

InsyaAllah tulisan ini bisa menjadi bahan renunganku kapan saja 
di kutip dari buku sentuhan kalbu tulisan Ir. Permadi Alibasyah



Bekal pulang kampung

Friday, June 12, 2009
assalamualaykum ya akhi ya ukhti

Beberapa hari yang lalu aku mengantar adikku ke bandara untuk pulang ke rumah orangtuaku. Dia baru menghabiskan beberapa minggu waktu liburannya di rumahku. Karena mengejar jadwal penerbangan, maka diputuskan untuk berangkat dari rumah sekitar jam 05:00. Selepas melaksanakan sholat shubuh, aku bersiap-siap untuk berangkat bersama adikku menuju ke bandara. Aku pastikan kepada adikku “apakah semua bawaan dan tas sudah dimasukkan ke dalam mobil? tanyaku, sudah semua bang ujarnya. Takutnya beberapa barang yang dia beli tertinggal termasuk oleh-oleh buat kerabat. Kemudian aku pastikan lagi kepada dia “kamu sudah sholat shubuh ?, belum bang jawabnya sambil mengenakan sepatunya. Sholat shubuh dulu kataku sambil bergumam dalam hati “yakin sekali dia umurnya akan panjang dalam perjalanan pulang nanti”. 

Dalam perjalanan aku kembali ingatkan kepada adikku bahwa lakukanlah sholat wajib itu setiap waktunya, dan jangan sekedar hanya menggugurkan kewajiban. Pulang ke kampung saja, kamu mempersiapkan perbekalan dan oleh-oleh sedemikian rupa. Memanfaatkan waktu yang terbatas selama liburan untuk mencari itu mencari ini, membeli itu membeli ini. Tetapi untuk pulang ke kampung yang sebenarnya yaitu akhirat kita tidak pernah sesibuk itu mencari perbekalan yaitu amalan-amalan yang nanti akan mendampingi kita kala kematian itu datang.
Ada sebuah nasihat yang mungkin bagus untuk aku tuliskan, yaitu nasihat dari seorang ulama Irak yang bernama Jamaluddin bin al Fajr Abdurrahman (lebih dikenal dengan Imam ibnu Al Jauziy). Dia mengatakan :

“yang wajib bagi seorang yang cerdas ialah mempersiapkan bekal sebelum melakukan perjalanan. Ia tentu tidak tahu hal-hal yang akan menimpa dirinya. Ia pun tak tahu kapan dirinya tiba-tiba dipanggil oleh Allah. Saya melihat banyak orang tertipu dengan masa-masa mudanya, lupa bahwa mereka bisa saja berpisah dengan teman sebayanya secara tiba-tiba. Mungkin seseorang yang merasa dirinya pintar sempat berkata “aku akan sibukkan diriku dengan ilmu, lalu aku beramal kemudian”. Ia kemudian berleha-leha dengan alasan beristirahat. Ia menunda kesempatan untuk bertaubat. Ia larut dalam berbagai gibah, berenang dalam genangan darah saudara-saudaranya. Harta benda datang lewat jalan yang syubhat dan ia terbuat dalam angan untuk menghapus segala nista di kemudian hari. Ia lupa bahwa kematian senantiasa mengintai. Gantungkanlah kematian di pelupuk mata”

InsyaAllah tulisan ini akan tertanam di dalam otakku untuk selalu mengingatkanku bahwa kematian itu kapan saja akan datang menjemputku, aku harus kumpulkan perbekalanku karena aku akan lama tinggal di kampung yang sebenarnya. 

tahukah kita | sujud di atas 7 tulang

Thursday, June 11, 2009
"Kita diperintahkan untuk sujud diatas tujuh tulang. Diatas dahi -beliau memberi isyarat diatas hidung beliau-, diatas dua tangan, dua lutut, ujung jari-jari kedua kaki, dan agar kami tidak meng-kaft- (menggulung/mengikat) baju dan rambut" (HR.Al-Bukhori No. 812 dan Muslim 1098)

“Dari Ibnu ‘Abbas radliyallahu 'anhu berkata,”Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh (anggota badan) Dan beliau dilarang untuk mengumpulkan rambut maupun busana.” (H.R Muslim).

tahukah kita | takbir dan tasbih

Tuesday, June 9, 2009
aku baru tahu bahwa ada sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang aku dapat tadi selepas shubuh dimana disunnahkan untuk melafadzkan takbir ketika berjalan menanjak dan melafadzkan tasbih ketika berjalan menurun (cukup dalam hati), insyaAllah aku dan kita semua bisa mengamalkannya..amien
Musafir bertakbir di setiap tempat (dataran) tinggi, berdasarkan hadits Abu Hurairah ra yang berkata, "Seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku ingin bepergian, maka beri aku nasihat'. Rasulullah saw. bersabda, "Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah, dan bertakbir di setiap tempat (dataran) yang tinggi." (Diriwayatkan At Tirmidzi dengan sanad yang baik).
dan pernah ada yang menyampaikan namun masih perlu dipastikan haditsnya, dimana ketika melalui jalan yang berkelok-kelok disunnahkan untuk melafadzkan la howla wala kuwata ila billah..

syafaat Rasulullah


assalamualaykum ya akhi ya ukhti

semua manusia yang beriman selalu dalam hatinya berharap mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Salah satunya jalannya adalah menjalankan sunnah rasul yang pernah dicontohkan beliau kepada para sahabat dan disampaikan turun temurun oleh para Tabi’in, para Tabi'ut tabi'in dan para penerus selanjutnya sampai saat ini.

Namun  hari ini aku ingin mencoba lebih mengenal apa itu syafaat

Dalam beberapa literature dan Al Quran dituliskan mengenal syafaat
Menurut catatan kaki No. 46 dari Al Qur’an terbitan Departemen Agama RI adalah perantaraan. Jadi Juru Syafa’at adalah perantara.

Siapa yang mampu memberi syafaat ?
Yang mampu member syafaat haruslah seijin Allah SWT seperti dalam firman Allah :

 
“Syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali Allah sudah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhaiNya” (QS An Najm (53) : 26)
 “Siapakah yang dapat memberi syfa’at disisi Allah tanpa izinNya” (Ayat Kursi Al Baqarah (2) : 255)


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pemberi syafaat ?

Ada beberapa hadits yang mungkin perlu terlebih dahulu kita baca :

(Hadits Shahih Bukhari 163)
 “Hai, Bani Abdul Muthalib! Aku tidak kuasa apa-apa untuk membelamu sekalian di hadapan Allah kelak. Karena itu, kecuali sedikit harta yang kumiliki mintalah kepadaku jika kamu membutuhkan!”


(Hadits Shahid Bukhari 1261)
“Dari Abu Hurairah r.a, katanya: Rasulullah Saw berdiri ketika Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Besar menurunkan ayat yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kaum famili engkau terdekat!” 
Lalu beliau bersabda: “Hai kaum Quraisy! (atau perkataan yang serupa dengan itu). Tebuslah dirimu! Aku tiada dapat menolongmu barang sedikitpun dari siksa Tuhan. Hai Bani Abdi Manaf! Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun. Hai Abbas anak Abdul Muthalib! Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan. “Hai Safiah, bibi Rasulullah! Aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan. Hai Fatimah binti Muhammad! Mintalah kepada aku harta dan aku tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan!”


Dan berikut ditegaskan dalam Al Quran 

 “Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang diperbuat terhadapku, dan apa yang diperbuat terhadapmu, aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan” (QS Al Ahqaf (46) : 9)

 “Dan katakanlah: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan” (QS Al Hijr (15) : 89)

Sabda Rasulullah saw :
Syafaatku adalah kuberikan untuk ummatku yg berdosa besar (Shahih Muslim)

hadits beliau saw : “Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu mereka ber-istighatsah (minta tolong) kepada Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa, dan kesemuanya tak mampu berbuat apa apa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam” (Shahih Bukhari hadits no.1405)


Juga banyak terdapat hadits serupa pada Shahih Muslim hadits no.194, shahih Bukhari hadits no.3162, 3182, 4435, dan banyak lagi hadist-Hadits shahih yg rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menunjukkan umat manusia ber istighatsah pada para nabi dan rasul, bahkan Riwayat shahih Bukhari dijelaskan bahwa mereka berkata pada Adam, Wahai Adam, sungguh engkau adalah ayah dari semua manusi.. dan seterusnya.. dan seterusnya … dan seterusnya dan Adam as berkata : “Diriku..diriku.., pergilah pada selainku.., hingga akhirnya mereka ber Istighatsah memanggil manggil Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Tanggapan habib Munzir terkait dengan hadits tersebut di atas 

Ucapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwa beliau tidak mampu memberi syafaat adalah demi para sahabatnya tidak bertopang diri dan meninggalkan amal, karena ummat beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sudah dijamin surga walau hanya dengan ucapan Laa ilaha illallah, sebagaimana sabda beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : 


Barangsiapa yg mengucap Laa ilaha illallah, maka ia akan masuk sorga. Maka selain daripada itu adalah siksa neraka yg tidak kekal bagi para pendosa, Bagi para pendosa disediakan pengampunan di dunia, jika mereka bertobat maka dalam sekejap dosanya sirna, jika mereka tak bertobat maka Allah jadikan setiap musibah mereka sebagai penghapus dosa (hadits riwayat shahih Bukhari), dan setiap kesedihan merekapun merupakan penghapusan dosa (shahih Bukhari), setiap mereka shalat terdapat penghapusan dosa (Shahih Bukhari), setiap mereka berwudhu terdapat penghapusan dosa (shahih Bukhari dan Shahih Muslim),

Dan seluruh ibadah adalah menghapus dosa dosa, Muslimin selalu disucikan oleh Allah tanpa mereka sadari, semakin mereka taat maka semakin sucilah mereka, hingga wafat dalam kemuliaan dan masuk surge

Semoga bermanfaat dan semakin menguatkan keimanan kita dan tanpa ragu menjalankan sunnah rasul dari yang ringan untuk memimpikan mendapat syafaat beliau di akhirat ..amien 



Konsistenkah karakter dan penampilan islami kita?

Wednesday, June 3, 2009

assalamualaykum ya akhi ya ukhti
Pertanyaan berikutnya yang kita ajukan kepada diri kita adalah “apakah diri kita konsisten dengan penampilan islam? dan apakah kita berkarakter sebagai seorang muslim yang baik?”

Kita telah mengetahui bahwa hanya dengan menampakkan karakter sebagai seorang muslim yang baik sudah merupakan dakwah bagi agama kita. Apalagi jika mempunyai suatu jabatan yang tinggi atau kedudukan terhormat di tengah masyarakat, maka kita akan dapat berdakwah kepada mereka dengan penampilan kita yang islami. Dan itu artinya kita sudah bermanfaat bagi agama menurut kemampuan kita. 

Abdullah bin masud .ra berkata “ketahuilah, sesungguhnya perilaku yang baik di akhir zaman lebih utama daripada sebagian amal. Apa maksud dari ucapan Abdullah bin masud ini?, maksudnya adalah bahwa tingkah laku yang baik adalah tingkah laku islami di akhir zaman, dimana kita yang hidup di dalamnya hari ini lebih utama dari sebagian amal taat dan ibadah. Sebab pada saat itu orang-orang telah banyak rusak akhlaknya, yang ma’ruf menjadi munkar, yang munkar menjadi tidak baik, sehingga konsisten perilaku yang islami sebagai bukti kuatnya keyakinan terhadap agama islam atas seseorang, dan dia dapat menjadi penuntun orang lain menuju jalan orang-orang yang bertakwa.
Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang konsisten berkarakter dan berpenampilan yang islami.
Apa kata Rasulullah : “sesungguhnya prilaku yang baik dan karakter yang sholeh serta berhemat dalam beragama merupakan 25 bagian dari kenabian” (hadits HR Bukhori dari ibnu abbas)

Maka, saya terutama akan bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah betul saya seorang yang konsisten berpenampilan islami dan berkarakter muslim sekalipun banyak orang yang tidak suka. Apakah saya lebih banyak mengutamakan ridho Allah dibanding dibenci oleh orang-orang? Ataukah saya termasuk orang yang senang mencari ridho manusia dengan kebencian Allah. InsyaAllah kita bisa menjawab dengan jujur di dalam hati “iya atau tidak”

Semoga kita bisa menjawabnya dan bersyukur bisa memberikan yang terbaik baik agama kita…amien, jika bellum insyaAllah kita bisa memperbaikinya untuk kokohnya islam kita.

InsyaAllah apa yang aku tuliskan tidak hanya sebagai nasehat semata tetapi bisa diimplementasikan olehku sendiri ..amien

Kita semua pernah melakukan kesalahan

Sunday, May 31, 2009

assalamualaykum ya akhi ya ukhti

Perpecahan itu akan timbul dan ukhuwah akan terputus, apabila kita saling tidak mau menyadari tentang keterbatasan diri kita, apabila kita tidak mau berbaik sangka terhadap sesuatu yang tampak pada saudara kita, dan apabila kita tidak memberlakukan satu sama lain di antara kita untuk saling memahami kekurangan-kekurangan kita. Sesungguhnya kita sebagai manusia, kita pasti pernah melakukan kesalahan, karena kita bukan orang-orang yang maksum, bukan orang-orang yang terjaga dari dosa.

Karena itu ketika kita melihat suatu kesalahan saudara dan kita harus menyiapkan diri kita untuk bersabar untuk menghadapinya agar terjaga kelangsungan ukhuwah kita. Sahabat, barang siapa yang hanya berkenan bersahabat kepada orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka sebaiknya dia bersahabat dengan makhluk lain selain manusia. Atau sebaiknya dia memutuskan untuk tidak banyak kawan dan banyak musuh. Seorang imam yang merupakan panutan banyak ulama yaitu abu rodja bin huwai, barang siapa yang tidak bersaudara kecuali kepada orang yang tidak memiliki aib maka kawannya sangat sedikit, barang siapa tidak ridho dengan saudaranya kecuali dengan keikhlasan kepadanya, maka kebenciannya tidak pernah berakhir dan barang siapa memaki saudaranya tiap dosa maka musuhnya sangat banyak.

Sahabatku, semoga kita senantiasa memahami bahwa kita berbeda, memahami bahwa setiap manusia pernah berbuat salah, memahami bahwa setiap manusia tidak mempunyai kesempurnaan secara hakiki. Sesungguhnya adalah awal dari kesadaran diri untuk bisa memahami orang lain dan sungguh sifat seperti ini akan dapat memperteguh nilai-nilai persaudaraan kita dengan orang lain, walau orang itu mempunyai kesalahan dalam hidupnya. Jikalau kita ingin tetap bersaudara jangan jauhi mereka yang berbuat salah, tapi dekatilah mereka. Sebab semakin banyak kita menjauhi, maka sesungguhnya mereka tetap akan melakukan kesalahan. Namun dekatilah mereka agar kita mampu menasihatinya inilah prilaku yang arif dan bijaksana. Inilah yang perlu kita lakukan kepada saudara kita, semoga ini kita tetap bisa menjaga ukhuwah sesama muslim..amien



Maukah aku menikahiku?

Thursday, May 21, 2009
Assalamualaykum warrahmatullahi wabbarakatuh

Beberapa hari yang lalu ada saudara sms ke aku yang intinya sms itu beriarasi begini “bantuin aku dunk, suamiku itu males sekali sholatnya”. Waktu itu terima smsnya pas aku mau melaksanakan sholat Ashar, nanti aja aku pikir sehabis sholat atau pas waktu luang aku balas smsnya.
Tapi aku kelupaan he he, baru jelang adzan magrib aku teringat sms itu. Teringat dengan si pengirim sms, dan aku sedikit tau tentang dia bahwa sebenarnya dia juga masih angot-angotan sholatnya, masih suka menunda-nunda sholatnya. Pernah waktu itu dalam perjalanan pulang dari suatu tempat dan waktu itu kita belum melakukan sholat Ashar, sesampai di rumah jam sudah menunjukkan pukul 17:10, tapi aku perhatikan diapun tidak segera melakukan kewajibannya.

Kembali ke sms tadi, singkat aku tulis sms balesanku kepadanya “ada kalimat bijak yg mungkin kau hrs renungi & nanti tanya kepadaku jika kau tdk mengerti, kalimat itu :maukah aku menikahiku? ..setelah itu aku kirim sms itu.

Selepas aku melaksanakan sholat magrib aku terima balesan sms dari dia “aku tidak mengerti kalimat ini? “ aku pun membalas sms itu, karena aku belum berkeinginan untuk menelpon dia langsung untuk menjelaskannya. Aku ingin ada sesi khusus berbicara langsung dengan dia untuk menjawab permasalahan yang dia hadapi saat ini, sekalian menjelaskan maksud dari kalimat itu. Kemudian aku balas sms itu “he he he insyaAllah nanti aku jelaskan ketika kita bertemu, sekarang perbaiki saja dulu sholat kita sendiri, kembali ke jalan Allah, insyaAllah nanti Allah memberikan hidayah-petunjuk olehNya dan mengabulkan doa kita”

Hmm mungkin temen-temen pembaca sudah mengerti maksud kalimat itu “maukah aku menikahiku?” atau mungkin kalimat lain yang mempunyai makna hampir sama seperti “maukah bersediakah aku menjadi temanku?


Iman yang naik turun

Sunday, May 17, 2009
Assalamualaykum warrahmatullahiwabarakatuh

Jika kita termasuk orang yang diberikan petunjuk olehNya, tentu akan merasakan nikmatnya mempunyai iman. Dan selain merasakan nikmatnya, juga tentu akan merasakan risaunya ketika iman itu sedang turun, serta merasakan betapa Allah sedang menguji keimanan kita.

Allah berfirman : "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS 13 Ar-Rad 28)

Hati kita yang beriman senantiasa akan di bolak-balik oleh Allah sebagai ujian buat kita. Oleh karena itu kita selalu harus menjaga iman ini tetap ada di hati.

Dalam sebuah hadis disabdakan bahwa al-iimanu yazid wa laa yankus. Iman itu kadang bertambah, kadang berkurang, kadang naik, kadang turun. Aku coba merefleksikan iman itu dalam sebuah grafik seperti di bawah ini :

Iman Pertama, turun dan naik berada dalam posisi sama. Naik dan turun hampir sama besar dan cepatnya. Keimanan seperti ini memungkinkan seseorang mendapatkan khusnul khatimah (baik di akhir), bila Allah berkenan mencabut nyawanya pada saat iman sedang naik. Namun bila Allah mencabut nyawanya pada saat imannya turun, maka ia akan mendapatkan su'ul khatimah (jelek di akhir)

Iman Kedua, naiknya sedikit, tapi mudah turun secara drastis. Orang yang memiliki keimanan seperti ini, kemungkinan besar akan meninggal dalam kondisi su'ul khatimah. Wallahualam

Iman Ketiga, naiknya cepat, tapi lambat turunnya dan sedikit. Orang dengan iman konstruktif seperti ini, ketika ketaatannya naik, ia akan merasakan betapa lezatnya keimanan. Namun saat ia terjatuh pada kemaksiatan, ia akan resah dan ingin segera meninggalkan kemaksiatan tersebut.

Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbiy ‘alaa diinika wa’ala thoo’atika”..wahai yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk tetap konsisten dalam dien-Mu dan dalam menta’ati-Mu.

Pertanyaannya, bagaimana cara mempertahankan sikap iman ini?

Tersenyumlah

Thursday, April 30, 2009

Ayo jangan berat untuk melemparkan senyum kepada saudara dan orang-orang yang mungkin kita kenal apalagi teman, namun bukan berarti harus senyam-senyum seperti orang yang kurang waras he he. Tunjukkan keceriaan dan kemurahan hati kita dengan memberi senyum. Tidak usah cemberut, menekuk muka atau sejenisnya, tetapi lemparkan senyum.


Apakah karena ada masalah yang sedang menginggapi hati? Sehingga senyum begitu sulit diberikan. Tidak ada masalah di dunia ini. Lama tidak mendapat pekerjaan., jadikan itu bukan masalah tapi berfikirlah bahwa itu terjadi karena Allah ingin memperpanjang ganjaran ibadah berjamaah ..bayangkan kalo sekarang kita sudah bekerja..mungkin banyak ibadah berjamaah tidak sempat kita lakukan. Berfikirlah positif terhadap masalah yang kita hadapi. Pastikan yang menjadi masalah saat ini hanya satu yaitu "ketika kita sadar kita tidak layak masuk surga". Masalah di dunia tidak ada apa-apanya dibanding dengan masalah ketika kita tidak yakin masuk Surga. Oleh karena itu berfikirlah bahwa kita masih bergelimang dosa dan kita harus perbanyak memohon ampunan dan perbanyak beramal.


Jadi..murahlah senyum ya ukhti ya akhi
insyaAllah apa yang aku tuliskan tidak hanya sebagai nasehat semata tetapi bisa diimplementasikan olehku sendiri ..amien