Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

sampaikanlah nasehat karena kasih sayang

Saturday, October 31, 2009
Walau diri sendiri belum sempurna dalam memperbaiki diri, namun keinginan untuk mengingatkan kepada yang lain untuk segera mengingat perintah Allah dan ajaran Nabi Muhammad saw selalu ada. Bukan karena sok tahu dan bukan juga lebih pintar. Tetapi karena kasih sayang yang tidak ingin saudaranya tersesat dan lambat laun melupakan tujuan kita diciptakan, iya sekedar mengingatkan selebihnya Allah-lah yang akan memberikan petunjuknya. Karena memang diri ini juga belum sempurna dihadapanNya.

“….Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. .."(QS 74. Al Muddatstsir : 31)

Ketika hikmah tercurah di dalam hati, ketika makna menyentuh jiwa, tatkala kesadaran datang menegur diri di saat itulah diri ini ingin segera berbagi. Tak jarang susunan kata membentuk kalimat bermakna dan peringatan yang kutuliskan dalam "sms" (pesan pendek) dan selanjutnya kukirimkan kepada sanak saudara dan kerabat. Hanya berharap semua orang bisa merasakan pelajaran yang kudapatkan, dan bisa mendapatkan hikmah serta mendapatkan ketentraman yang sama

Namun kebanyakan peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat itu berlalu seperti angin. Tak sedikit berita terdengarkan bahwa perbuatan-perbuatan maksiat, lupa kepada Allah, meninggalkan kewajiban masih mengisi kesehariannya. Walau tak sedikit ada juga telah memberikan kesadaran setelah membaca pesan singkat tersebut..tapi wallahualam.. hanya Allah yang tahu.

Mencoba mencuplik perkataan nabi Nuh kepada umatnya yang zalim yang dituangkan dalam Al Quran .

Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS 11 Huud:34)


Setelah itu diri ini mencoba merenungi apa yang telah dilakukan selama ini, mencoba mengevaluasi diri sendiri. Ketika mengikuti pengajian, mendengarkan ceramah, membaca buku di saat itulah kesadaran muncul secara spontan, semangat (ghiroh) memperbaiki diri meningkat. Mungkin kondisi dimana jiwa sedang berserah diri, ikhlas melepaskan waktu untuk dunia membuat diri ini bisa menerima nasehat-nasehat itu dan membangkitkan semangat untuk melakukannya. Namun coba lihat setelah waktu berjalan dan berlalu tatkala kembali ke urusan duni, hati kembali mengeras dan lupa.

Mungkin kondisi-kondisi di atas dialami setiap orang. Ada kadangkala orang melakukan kelalaian ntah karena memang sudah menjadi tabiatnya, tetapi pada saat yang sama nasehat-nasehat itu masih mempengaruhinya untuk berbuat baik. Ada kalimat bijak yang mengatakan orang-orang seperti itu laksana cabang-cabang pohon yang ditiup angin, namun bagi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan nasehat-nasehat agama yang diberikan kepadanya dan dia hanya mendengar orang itu laksana batu-batu yang diam.

Namun setelah membaca surat QS 11 Huud ayat 34 jangan berputus asa, tetaplah perbaiki diri kita dan tetaplah semangat memberikan peringatan dan nasehat kepada orang lain karena kasih sayang kita dan berharap nasehat itu juga sebagai pengingat bagi diri kita khususnya. Dan paling tidak perbaiki tingkah laku kita, akhlak kita semoga menjadi asbab hidayah bagi orang lain…insyaAllah.

gejala lemahnya keimanan

Tuesday, October 20, 2009
Iman yang lemah adalah penyakit hati. Dan seperti semua penyakit, lemahnya iman juga memiliki gejala / tanda-tanda. Tanda-tanda itu lebih jelas, dan mungkin kita bisa menilai keimanan kita dari beberapa tanda di bawah ini, dimana ada sekitar 20 tanda-tanda lemahnya keimanan :

1.Melakukan dosa dan tidak merasa bersalah.
2.Memiliki hati yang keras dan tidak ada keinginan untuk membaca Al Quran.
3.Merasa terlalu malas untuk melakukan perbuatan baik, e.g. terlambat untuk salat
4.Mengabaikan Sunnah Rasulullah
5.Menjadi marah tentang hal-hal kecil dan terganggu dan jengkel sebagian besar waktu.
6.Tidak merasa apa-apa ketika mendengar ayat-ayat dari Quran, misalnya ketika Allah memperingatkan kita dari hukuman dan janji-Nya kabar gembira.
7.Menemukan kesulitan dalam mengingat Allah dan malas mengucapkan dzikir.
8.Tidak merasa buruk ketika segala sesuatu dilakukan melanggar terhadap Syari'ah.
9.Menginginkan status dan kekayaan.
10.Jahat dan pelit, yaitu tidak ingin berpisah dengan kekayaan.
11.Memerintahkan orang lain untuk melakukan perbuatan baik namun tidak berlatih untuk diri sendiri.
12.Merasa senang ketika ada yang tidak mengalami kemajuan bagi orang lain.
13.Menjadi Risau (tidak yakin) dengan apakah sesuatu itu haram atau halal, dan tidak menghindari hal yang makruh (tidak disarankan), dan juga tidak menghindari hal yang subhat.
14.Mengolok-olok orang-orang yang melakukan perbuatan baik yang sederhana, seperti membersihkan masjid.
15.Tidak merasa prihatin tentang situasi umat Islam.
16.Tidak merasa tanggung jawab untuk melakukan sesuatu untuk mensyiarkan agama Islam.
17.Suka berdebat hanya demi berdebat tanpa bukti.
18.Tidak mampu menangani kesusahan dan kesedihan, misalnya menangis dan berteriak-teriak di pemakaman.
19.Menjadi asyik dan sangat terlibat dengan dunia, hal-hal duniawi, merasa buruk ketika kehilangan sesuatu dalam hal kekayaan materi.
20.Menjadi asyik dan obsesif tentang diri kita sendiri.

Mudah-mudahan kita dapat meningkatkan keimanan kita setelah mengenal gejala-gejala lemahnya IMAN

Semoga waktuku bersamanya menjadi warisan yang terbaik

Friday, October 9, 2009
Malam ini adalah malam ketiga aku tidur berdua bersama putra pertamaku di sebuah kamar perawatan rumah sakit. Mamanya hanya bisa ikut menemaninya di malam kedua, karena mamanya perlu menemani adiknya yang paling kecil di rumah. Iya, putra pertamaku sedang menjalankan perawatan di salah satu rumah sakit, dan Alhamdulillah kondisinya saat ini sudah membaik.

Banyak hal yang kami bicarakan selama berdua, kadang pembicaraan serius kadangkala bercanda dan tak jarang pembicaraan serius di interupsi dengan kalimat konyol dan tak serius yang keluar tiba-tiba dari mulutnya, he he biasalah anak-anak.

Selama kebersamaan dengannya pasti selalu kusisipkan kalimat-kalimat yang harapannya memberikan keyakinan kepadanya bahwa sakit yang dia hadapi adalah cobaan dari yang maha kuasa Allah swt. Bukan karena Allah jahat kepada ciptaannya, tapi sebaliknya karena Allah sayang kepada ciptaanNya. Allah ingin mengingatkan kamu untuk selalu mengingat Allah dikala sehat, dikala sakit, dikala lapang, dikala sulit dan selalu bersabar menghadapinya. Dan ingat, Allah dengan mudah memberikan ujian kepada makhluknya.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” QS 2. Al Baqarah : 155.

Ya begitulah, setiap saat kesempatan aku selalu mengingatkan hal-hal tersebut kepadanya, semoga di saat seperti ini dia bisa memahami dengan baik arti sebuah cobaan yang diberikan kepadanya, aku tidak mau dia berburuk sangka kepadaNya.

Waktu Isya telah tiba..aku tidak beranjak ke Mushola ataupun Mesjid, karena beribu alasan memang sebagai sifat buruk manusia, iya, aku tidak memungkinkan meninggalkan anakku karena dia memang tidak berani ditinggal sendirian di kamar.

Disaat akan memulai sholat, sekonyong-konyong..dari tempat tidurnya, anakku berucap “Pa, aku gimana nih..aku ngga sholat?”. Subhanallah dan astaghfirullah bercampur terucap dalam hati, iya aku melupakan sesuatu. Entah karena naluri orang tua yang kasihan kepada anaknya yang sedang sakit, sehingga aku tidak berharap dia menjalankan dulu kewajibannya untuk menyembah sang Khalik. Hmm, merasa bersalah muncul karena di sisi lain aku selalu mengingatkan kepadaNya untuk selalu mengingat Allah dalam kondisi apapun namun di sisi lain aku tidak memberikan contoh yang baik. Mungkin hal-hal seperti ini sering terjadi selama ini.

Kadangkala anak-anak dan istri kita membuat kita lalai untuk mengajak mereka menjalankan segala perintahNya. Entah karena alasan kasihan, belum waktunya, dan banyak lagi alasan-alasan lainnya. Kadangkal ada satu waktu sebagai orang tua menyampaikan perintah-perintahNya dan ajaran Rasulullah saw, tapi di saat yang berbeda memberikan toleransi, keringanan kepada anak-anaknya untuk sementara mengabaikan dengan alih-alih kasihan dan sejenisnya, dan aku termasuk orangnya, mungkin ada banyak solusi yang bisa aku ambil sehingga memungkinkan aku untuk melakukan sholat wajib itu di Mushola terdekat.

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” QS 63. Al Munaafiquun ayat 9

Dan aku yakin peringatan dari Allah kepadaku telah keluar dari mulut anakku yang terkapar di tempat tidurnya. Akhirnya kami melakukan sholat berjamaah, walau dia tetap melakukannya sambil berbaring di tempat tidurnya. Terdengar suara “amiiin” dari mulut kecilnya dikala aku usai membaca surat Al Fatihah. Subhanallah..aku merasakan moment--moment yang kembali menggugah hatiku. Aku belajar dari anakku dan aku mencoba untuk menyampaikan sedikit demi sedikit ilmu kepadanya tentang tujuannya makhluk diciptakan..
Ya Allah berikanlah kekuatan kepada diri kami sebagai orang tua untuk membimbing anak-anak kami yang telah kau titipkan kepada kami. Berikanlah kelapangan kepada kami untuk membimbing mereka.

Semoga waktu-waktuku bersama anak-anakku menjadi warisan yang terbaik yang dapat aku berikan kepadanya