Tibalah saat aku dan anakku duduk-duduk di ruang tunggu tidak jauh dari kamar rawat saudaraku. Terlihat seorang lelaki setengah baya yang terlihat sehat bugar, dengan semangat yang luar biasa mendatangi susunan kursi yang ada di ruang tunggu dan menaiki kursi dengan sedikit susah payah, karena memang kedua kakinya mengalami cacat fisik. Bapak itu bersama kami menyaksikan salah satu acara televisi, sesekali dia tertawa dan tersenyum melihat acara televisi yang sedang ditayangkan.
Berbisik anakku kepadaku, "pa, kenapa bapak itu? Kok kakinya begitu?", "dia mungkin terlahir cacat kak", "makanya kamu harus bersyukur mempunyai tubuh yang sempurna" jawabku singkat. Anakkupun sepertinya puas dengan jawabanku, walau terlihat mukanya masih penasaran dengan sekali-kali memperhatikan si bapak cacat itu.
Awalnya kejadian itu terlewatkan begitu saja, tidak ada hikmah atau pelajaran besar yang di ambil, hanya pernyataanku di dalam hati dan nasihatku kepada anakku "maka, bersyukurlah atas pemberianNya". Tetapi keinginanku mendorongku untuk mencari-cari informasi. Aku dapatkan informasi dari literatur di internet ternyata memang di dunia ini hanya terdapat sekitar 650 juta orang saja yang mengalami cacat fisik (Hal ini terungkap dalam seminar internasional bertajuk Globalization: Social Costs and Benefits for The Third World). Kita bandingkan dengan total jumlah penduduk dunia saat ini yang infromasinya lebih kurang sebanyak 6.8 Milyar orang (dimana China (1.3 Milyar), India (1.1 Milyar), USA (307 juta), Indonesia (240 juta) empat negara yang mempunyai jumlah penduduk terbesar.
Hanya 9.6% orang cacat di dunia, tidak banyak memang orang cacat yang hidup jika dibanding dengan orang dengan fisik normal. Banyak orang yang terlahir cacat namun mempunyai prestasi dan semangat yang lebih baik dibanding dengan kita yang terlahir normal. Iya, karena memang Allah memuliakan manusia, apapun bentuk yang telah Dia takdirkan, manusia tetap mulia.
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70)
Kembali kepada saudara kita yang mengalami cacat. walau jumlahnya sedikit, namun Allah swt telah menciptakannya tersebar di berbagai pelosok dunia. Disekitar kita mungkin hanya beberapa orang. Namun sekali-kali mereka muncul dihadapan kita, sekali-kali kita melihat mereka. Barulah setelah melihatnya, kita menyadari "betapa beruntungnya aku" , aku masih mempunyai mata yang masih bisa melihat, aku masih mempunyai tangan untuk memegang, aku masih mempunyai kaki yang bisa kulangkahkan untuk berdiri, berjalan dan berlari. Aku masih mempunyai mulut yang bisa mengungkapkan keinginan dan pendapatku..
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak ; Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (QS 108: Al Kautsar: 1-2)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS 55: Ar Rahman : 13)
Tapi apa yang terjadi padaku, sakit sedikit sudah malas melangkahkan kaki ke mesjid untuk sholat berjamaah, hujan yang turun mengurungkan niat untuk berjamaah di mesjid. Berkilah itu merupakan udzur sehingga meminta toleransi untuk tidak melakukan perintahNya. Astaghfirullah, padahal dulu Abdullah bin Ummi-Maktum sahabat Nabi Muhammad yang tuna netra tetap berjalan ke mesjid dalam kegelapan dan kondisi yang mungkin lebih menyedihkan dari sekarang.
Kadang kehidupan kita berlalu begitu saja tanpa mengambil pelajaran dari apa yang telah kita alami, padahal banyak kejadian yang terkesan Allah memaksa kita, berbisik kepada kita untuk tetap bersyukur kepadaNya. Allah memahami, manusia itu makhluk dhoif makhluk lemah, maka dengan kebaikanNya, Allah memberikan peringatan dan petunjukNya kepada kita untuk tetep bersyukur.Semoga kita tidak lalai disetiap detik hidup kita.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS 14. Ibrahim : 7)