Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Dibalik lezatnya berghibah

Saturday, June 2, 2012
Bulan Rajab adalah bulan yang Agung, Bulan Ramadhan adalah yang paling agung, dan bulan yang agung kemudian adalah 3 bulan yang berturut-turut Dzulqaidah, Dzulhijah dan Muharam. Rasulullah mengajarkan untuk mengisi bulan-bulan agung tersebut dengan ibadah terutama berpuasa. Namun kenalilah yang menghapus amalan puasa, diantaranya berghibah.


Sahabat pernah bertanya, ya Rasulullah, apakah ghibah itu? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab "mengatakan sesuatu tentang saudaramu yang tidak ia sukai di belakang orgnya". Lalu sahabat bertanya lagi "apakah ghibah jika yang dikatakan benar adanya? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali menjawab " itulah sebenrnya ghibah, jika yang diceritakan adalah dusta itu namanya fitnah

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak orang yang melakukan shaum namun hanya mendapatkan rasa lapar dan haus belaka. Betapa banyak orang yang melakukan qiyam (tarawih dan witir) namun hanya mendapatkan begadang (capek dan kantuk) belaka.” (HR. Ahmad no. 8639, Ibnu Majah no. 1690, Ad-Darimi no. 2604, Abu Ya’la no. 6551. Al-Hafizh Al-Bushiri dalam Zawaid Ibnu Majah menyatakan sanadnya lemah, sedangkan Al-Albani menshahihkan sanadnya dalam Shahih Jami’ Shaghir no. 3488)

Menjelaskan hadits ini, imam Al-Ghazali Asy-Syafi’i mengatakan, “Ada ulama yang menyatakan maksudnya adalah orang yang berbuka puasa dengan makanan yang haram, atau orang yang berbuka puasa dengan menyantap daging manusia lewat ucapan ghibah (menggunjing), atau orang yang tidak menjaga anggota badannya dari perbuatan-perbuatan dosa.”

Lalu pernahkah kita membaca atau mendengar cerita ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati kuburan dan beliau mengatakan "ketahuilah, dua penghuni kubur itu sedang disiksa, yang pertama karena tidak berhati-hati ketika kencing yang satunya karena berghibah. Betapa beratnya balasan bagi diri kita yang berghibah.

Terdapat 70 derajat dosa besar karena riba, yang terendah sama dengan melakukan zina dengan ibunya sendiri. Sedangkan Riba yang paling buruk adalah merusak nama baik orang lain (dengan berghibah)

Kepada diri, kepada kita semua yang berpuasa hendaklah menanamkan kekhawatiran apakah shaum kita akan diterima oleh Allah atau tidak. Dan mari kita pelan-pelan hilangkan sifat berghibah (mendengar dan menonton ghibah/gosip) sehingga setelah melewati bulan tarbiyah ini, diri kita jauh lebih baik. InshaAllah

0 comments to Dibalik lezatnya berghibah: